Psikologi
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah[1]. Para praktisi dalam
bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha
mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain
juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku.
Etimologi
Menurut asal
katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang
berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu,
sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan
dengan ilmu yang
mempelajari tentang jiwa.
Sejarah psikologi
Sebagai
bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang.
Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno.
Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu filosofi yang
diprakarsai sejak zaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk
kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu
yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan
(Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa.[2] Dapat
dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di
Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.[3]
Psikologi sebagai ilmu pengetahuan
Walaupun
sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam
kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari
alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka
psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem Wundt mendirikan
laboratorium psikologi pertama didunia.
Laboratorium Wundt
Pada tahun 1879 Wilhem Wundt
mendirikan laboratorium Psikologi pertama di University of Leipzig, Jerman. Ditandai
oleh berdirinya laboratorium ini, maka metode
ilmiah untuk lebih mamahami manusia telah
ditemukan walau tidak terlalu memadai. dengan berdirinya laboratorium ini pula,
lengkaplah syarat psikologi untuk menjadi ilmu
pengetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui pula
sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
Metode psikologi
Beberapa metodologi dalam
psikologi, di antaranya sebagai berikut :
- Metodologi Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan
mengadakan berbagai eksperimen.[4] Peneliti
mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu
menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan
melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya.
Pada metode eksperimental, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi
akan dapat diatasi. Pada metode instrospeksi murni hanya diri peneliti yang
menjadi objek. Tetapi pada instrospeksi eksperimental jumlah subjek banyak,
yaitu orang - orang yang dieksperimentasi itu. Dengan luasnya atau banyaknya
subjek penelitian maka hasil yang didapatkan akan lebih objektif[2].
Metode penelitian umumnya dimulai dengan hipotesis yakni prediksi/peramalan,
percabangan dari teori, diuraikan dan dirumuskan sehingga bisa diujicobakan[5]
Laboratorium
Wundt
Pada tahun 1879 Wilhem Wundt
mendirikan laboratorium Psikologi pertama di University of Leipzig, Jerman. Ditandai
oleh berdirinya laboratorium ini, maka metode
ilmiah untuk lebih mamahami manusia telah
ditemukan walau tidak terlalu memadai. dengan berdirinya laboratorium ini pula,
lengkaplah syarat psikologi untuk menjadi ilmu
pengetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui pula
sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
Metode psikologi
Beberapa metodologi dalam
psikologi, di antaranya sebagai berikut :
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan
mengadakan berbagai eksperimen.[4] Peneliti
mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu
menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan
melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya.
Pada metode eksperimental, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi
akan dapat diatasi. Pada metode instrospeksi murni hanya diri peneliti
yang menjadi objek. Tetapi pada instrospeksi eksperimental jumlah subjek
banyak, yaitu orang - orang yang dieksperimentasi itu. Dengan luasnya atau
banyaknya subjek penelitian maka hasil yang didapatkan akan lebih objektif[2].
Metode penelitian umumnya dimulai dengan hipotesis yakni prediksi/peramalan,
percabangan dari teori, diuraikan dan dirumuskan sehingga bisa diujicobakan[5]
· Metodologi
Eksperimental
· Observasi
Ilmiah
Pada pengamatan ilmiah, suatu hal
pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan
proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula
pada tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang
berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan
raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam,
dan sebagainya.
· Sejarah
Kehidupan (metode biografi)
Sejarah kehidupan seseorang dapat
merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang
bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas
mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil
memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti
pendidikan di sekolahnya.[4] Dalam
metode ini orang menguraikan tentang keadaaan, sikap - sikap ataupun sifat lain
mengenai orang yang bersangkutan [2].
Pada metode ini disamping mempunyai keuntungan juga mempunyai kelemahan, yaitu
tidak jarang metode ini bersifat subjektif [2].
Sejarah kehidupan dapat disusun melalui 2 cara yaitu: pembuatan buku harian dan
rekonstruksi biografi[6]
· Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab si
pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan
isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain
sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi
yang dibutuhkan.Baik angket atau interview keduanya mempunyai persamaan, tetapi
berbeda dalam cara penyajiannya. Keuntungan interview dibandingkan dengan
angket [2] yaitu:
- Pada interview apabila
terdapat hal yang kurang jelas maka dapat diperjelas
- interviwer(penanya) dapat
menyesuaikan dengan suasana hati interviwee ( responden yang ditanyai)
- Terdapat interaksi langsung
berupa face to face sehingga diharapkan dapat membina hubungan yang baik
saat proses interview dilakukan.
ada beberapa
teknik wawancara yaitu: wawancara bebas, wawancara terarah, wawancara terbuka
dan wawancara tertutup[7]
Angket
Angket merupakan wawancara dalam
bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis pada
lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca
pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya
akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki. Angket ini juga
terdapat keuntungan dan kelemahannya.[8]
· Pemeriksaan
Psikologi
Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut
juga dengan psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu
yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih.
alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf
kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur
kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.[4] Metode
pemeriksaan psikologis lain yang bersifat individual adalah tes proyektif
kepribadian yakni seseorang diperlihatkan stimuli ambigu dan ia diminta untuk
menceritakannya[9]
· Metode
Analisis Karya
Dilakukan dengan cara menganalisis
hasil karya seperti gambar - gambar, buku harian atau karangan yang telah
dibuat. Hal ini karena karya dapat dianggap sebagai pencetus dari keadaan jiwa
seseorang [2].
· Metode
Statistik
Umumnya digunakan dengan cara
mengumpulkan data atau materi dalam penelitian lalu mengadakan penganalisaan
terhadap hasil; yang telah didapat [2].
Metode Psikologi Perkembangan
Pada Metode Psikologi
Perkembangan memiliki 2 metode, yaitu metode umum dan metode khusus. pada
metode umum ini pendekatan yang dipakai dengan pendekatan longitudinal,
transversal, dan lintas budaya. Dari pendekatan ini terlihat adanya data yang
diperoleh secara keseluruhan perkembangan atau hanya beberapa aspek saja dan
bisa juga melihat dengan berbagai faktor dari bawaan dan lingkungan khususnya
kebudayaan. [10] Sedangkan
pada metode khusus merupakan suatu metode yang akan diselidiki dengan suatu
proses alat atau perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam pendekatan ini dapat
digunakan dengan pendekatan eksperimen dan pengamatan. [10]
Psikologi kontemporer
Diawali pada
abad ke 19, dimana saat itu berkembang 2 teori dalam menjelaskan tingkah laku,
yaitu:
Psikologi
Fakultas
Psikologi fakultas adalah doktrin abad 19 tentang adanya
kekuatan mental bawaan, menurut teori ini, kemampuan psikologi terkotak-kotak
dalam beberapa ‘fakultas’ yang meliputi berpikir, merasa, dan berkeinginan.
Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat melalui
subfakultas memori,
pembayangan melalui subfakultas imaginer, dan sebagainya.
Psikologi
Asosiasi
Bagian dari psikologi kontemporer
abad 19 yang mempercayai bahwa proses psikologi pada dasarnya adalah asosiasi ide yaitu bahwa
ide masuk melalui alat indera dan diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip
tertentu seperti kemiripan, kontras, dan kedekatan.
Fungsi psikologi sebagai ilmu
Psikologi
memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
- Menjelaskan, yaitu mampu
menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya
penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif
- Memprediksikan, Yaitu mampu
meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku
itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi
- Pengendalian, Yaitu
mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya
berupa tindakan yang sifatnya
preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau
perawatan.
Pendekatan perilaku
Pendekatan
perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang
datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu kaitan
Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja
mental sama sekali.
Pendekatan kognitif
Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku
adalah proses mental, dimana individu(organisme)
aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum
melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental
sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.
Pendekatan psikoanalisa
Semenjak
tahun 1890an sampai kematiannya di 1939, dokter berkebangsaan Austria bernama Sigmund
Freud mengembangkan metode psikoterapi yang dikenal dengan nama
psikoanalisis. Pemahaman Freud tentang pikiran didasarkan pada metode
penafsiran, introspeksi, dan pengamatan klinis, serta terfokus pada
menyelesaikan konflik alam bawah sadar, ketegangan mental, dan gangguan psikis
lainnya. Sigmund Freud meyakini bahwa kehidupan individu
sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar.
Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti
keinginan, impuls, atau dorongan.
Teori
tentang Psikoanalisa selain sangat terkenal, juga sangat kontroversial. Hal ini
terutama dikarenakan teorinya menyinggung topik-topik seperti seksualitas dan
alam bawah sadar. Topik-topik tersebut masih dianggap sangat tabu pada
masa itu, dan Freud memberikan katalis untuk mendiskusikan topik tersebut
secara terbuka di masyarakat beradab. Selain itu banyak pula orang
yang menolak
teorinya yang dianggap merendahkan martabat manusia.
Pendekatan fenomenologi
Pendekatan fenomenologi ini
lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena
itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan
dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi
dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan
fenomena tentang dirinya.
Kajian psikologi
Psikologi
adalah ilmu yang luas dan ambisius, dilengkapi oleh biologi dan ilmu saraf pada
perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi dan anthropologi pada
perbatasannya dengan ilmu sosial. Beberapa kajian ilmu psikologi diantaranya
adalah:
Psikologi perkembangan
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan
faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut
usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial,
karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat
membentuk kepribadian khas dari individu tersebut
Psikologi sosial
Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :
·
studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya :
studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat)
·
studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap
sosial, perilaku
meniru dan lain-lain
·
studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, dan persaingan.
Psikologi kepribadian
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya, psikologi
kepribadian berkaitan erat dengan psikologi
perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana
cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
Psikologi kognitif
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan kognisi, seperti: Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan bahasa dan emosi.
Wilayah terapan psikologi
Wilayah terapan psikologi adalah wilayah-wilayah dimana kajian psikologi dapat diterapkan. walaupun demikian, belum terbiasanya orang-orang Indonesia dengan spesialisasi membuat wilayah terapan ini rancu,
misalnya, seorang ahli psikologi pendidikan mungkin saja bekerja pada HRD sebuah perusahaan, atau sebaliknya.
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak
didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang
bertujuan untuk membentuk mind set anak
Psikologi industri dan organisasi
Psikologi industri memfokuskan pada menggembangan, mengevaluasi dan memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang
dikerjakan oleh individu, sedangkan psikologi organisasi mempelajari bagaimana
suatu organisasi memengaruhi dan berinteraksi dengan anggota-anggotanya
Psikologi kerekayasaan
Penerapan psikologi yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dan mesin untuk meminimalisasikan kesalahan manusia
ketika berhubungan dengan mesin (human error)
Psikologi klinis
Adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam memahami,
mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal.
Kritik psikologi
Berdasarkan pengertian di atas kita diharuskan mengetahui perbedaan budaya kita dengan budaya pada
saat psikologi muncul sebagai ilmu pengetahuan. Apakah kajian ilmu
tersebut sesuai dengan kebudayaan kita ataukah ada berbedaan di dalamnya.
Misalkan, ketika kita adalah suku pedalaman yang masih menggunakan cara berburu
dalam kehidupan sehari-hari maka berburu bisa menjadi tolak ukur kecerdasan kita sebagai masyarakat pedalaman, bukan dilihat dari bagaimana kecerdasan
itu diukur dari bisa dan tidaknya kita menghitung matematika, menjawab
soal-soal ujian, menjawab serangkaian tes kecerdasan dan lain-lain. Kesesuaian
teori psikologi dengan kebudayaan kita itulah yang benar-benar harus kita
pahami, sehingga teori-teori tersebut adalah teori yang benar-benar relevan
dengan kebudayaan dan diri kita sebagai manusia.[11]
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar